Jumat, 24 Januari 2014

Puja Trisandya dan Kramaning Sembah.



1.     Puja Trisandya dan  Kramaning Sembah.
Puja Trisandya dilaksanakan tiga kali sehari karena menurut Lontar Niti Sastra, kita sebagai penganut Hindu Sekte Siwa Sidanta memuja Matahari (Surya) sebagai keagungan dan kemahakuasaan Hyang Widhi. Matahari juga sumber energi atau sumber kehidupan. Pemujaan itu dimulai pagi-pagi menyongsong terbitnya matahari (sekitar jam 05.30), siang hari tepat jam 12.00 ketika Bumi berada dalam posisi yang menerima panas Matahari maksimum, dan sore hari ketika matahari menjelang “tenggelam” (sekitar jam 18.30). Trisandya terdiri dari dua kata, yaitu “Tri” artinya tiga, “Sandya” artinya sembahyang. Jadi Trisandya artinya sembahyang tiga kali sehari. Puja Trisandya diucapkan secara lengkap keenam baitnya, karena tiga bait pertama adalah puja-puji kepada Hyang Widhi, dan tiga bait terakhir adalah permohonan ampun dan kepasrahan kepada-Nya. Bait pertama disebut Mantram Gayatri, dapat digunakan dalam waktu sempit/ penting misalnya sebelum berangkat (starter) kendaraan, ketika akan menyeberang sungai, menjelang, dan setelah kelahiran bayi, mendoakan orang sakit agar lekas sembuh, dll. Setelah mengucapkan Puja Trisandya, sembahyang Kramaning Sembah. Maturan sehari-hari (pagi setelah masak) disebut me-saiban. Bantennya canang sari berisi semua jenis makanan yang dimasak hari itu. Tempat-tempat maturan saiban diatur dalam Manawa Dharmasastra Tritiyo Dhyayah sloka ke-68:
PANCA SUNA GRHASTHASYA CULLI PESANYU PASKARAH, KANDANI CODA KUMBHASCA BADHYATE YASTU WAHAYAN
Artinya: Seorang kepala keluarga mempunyai lima macam tempat penyembelihan, yaitu tempat masak, batu pengasah, sapu, lesung dan alunya, tempayan tempat air dengan pemakaian mana ia diikat oleh belenggu dosa. Mantram ketika maturan boleh dengan sesontengan bagi Walaka, namun bagi Ekajati dan Dwijati, minimal menggunakan Puja Tribhuwana. Ketika sembahyang konsentrasi pikiran seperti arti kata-kata Puja Trisandya dan Kramaning Sembah sebagai berikut:
PUJA TRISANDYA
  • OM BUR BUWAH SWAH
  • TAT SAWITUR WARENYAM
  • BARGO DEWASYA DIMAHI
  • DIYOYONAH PRACODAYAT
  • Hyang Widhi yang berada di alam bumi, langit, dan sorga
  • Itulah Tuhan yang amat mulia
  • Hamba pusatkan perhatian pada sinar-Mu yang cemerlang
  • Semoga memberikan semangat pada pikiran hamba
  • OM NARAYANA EWEDAM SARWAM
  • YAD BUTAM YACO BAWIYAM
  • NISKALANGKO NIRANJANO NIRWIKALPO
  • NIRAKYATAH SUDO DEWO EKO
  • NARAYANA NA DWITIO ASTI KASCIT
  • Semuanya adalah ciptaan-Mu
  • Yang telah ada maupun yang akan ada
  • Tuhan yang bebas dari noda, kotoran, dan perubahan (kekal abadi)
  • Tuhan yang Esa, suci, dan tak tergambarkan
  • Tuhan tiada yang kedua atau yang lain
  • OM TWAM SIWAH TWAM MAHADEWAH
  • ISWARAH PARAMESWARAH
  • BRAHMA WISNUSCA RUDRASCA
  • PURUSAH PARIKIRTITAH
  • Engkaulah Siwa yang Pengasih, Mahadewa yang Agung
  • Iswara penguasa yang tertinggi
  • Brahma pencipta, Wisnu pemelihara, Rudra pralina
  • Sebagai jiwa alam semesta
  • OM PAPOHAM PAPA KARMAHAM
  • PAPAATMA PAPASAMBAWAH
  • TRAHI MAM PUNDARIKAKSA
  • SABAHYA BIANTARA SUCI
  • Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa
  • Jiwa hamba pun papa
  • Mohon Engkau melindungi hamba
  • Agar hamba menjadi suci lahir batin
  • OM KSAMASWA MAM MAHADEWA
  • SARWAPRANI HITANGKARA
  • MAM MOCA SARWA PAPEBYAH
  • PALAYASWA SADA SIWA
  • Tuhan, ampunilah hamba
  • Engkau yang membahagiakan semua mahluk
  • Ampunilah semua dosa hamba
  • Lindungilah hamba, oh Tuhan
  • OM KSANTAWIYAH KAYIKO DOSAH
  • KSANTAWYO WACIKO MAMA
  • KSANTAWYO MANASO DOSAH
  • TAT PRAMADAT KSAMASWA MAM
  • OM SANTI, SANTI, SANTI, OM
  • Tuhan, ampunilah dosa perbuatan hamba
  • Ampunilah dosa kata-kata hamba
  • Ampuni pula dosa pikiran hamba
  • Semua kelalaian hamba itu, ampunilah
  • Semoga sejahtera, ya Tuhan

KRAMANING SEMBAH

  • OM ATMA TATTWATMA SUDA MAM SWAHA
  • Tuhan, sucikanlah batin hamba
  • OM ADITISYA PARAMJOTI
  • RAKTA TEJA NAMO STUTE
  • SWETA PANGKAJA MADIASTA
  • BASKARAYA NAMO STUTE
  • Tuhan, bagai sinar surya yang maha hebat
  • Yang bersinar merah
  • Yang berada di tengah-tengah teratai putih
  • Hamba menyembah-Mu
  • OM NAMA DEWA ADISTANAYA
  • SARWA WYAPI WAI SIWAYA
  • PADMASANA EKAPRATISTAYA
  • ARDANARESWARIYAI NAMO NAMAH
  • Tuhan yang bersemayam di tempat yang tinggi
  • Engkau adalah Siwa yang berada di mana-mana
  • Yang bersemayan di atas bunga teratai
  • Engkau juga Ardanareswari, hamba menyembah-Mu
  • OM ANUGRAHA MANOHARA
  • DEWA DATA NUGRAHAKA
  • ARCANAM SARWA PUJANAM
  • NAMAH SARWA NUGRAHAKA
  • Engkau yang memikat pemberi anugerah
  • Anugrah dari Tuhan
  • Puja-puji semuanya
  • Hamba menyembah-Mu pemberi anugerah
  • DEWA DEWI MAHASIDI
  • YAJNANGA NIRMALATMAKA
  • LAKSMI SIDISCA DIRGAYUH
  • NIRWIGNA SUKA WERDISCA
  • Tuhan yamg maha kuasa
  • Yang ber-yadnya dan maha suci
  • Pemberi kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur
  • Pemberi kebebasan, kegembiraan, dan kemajuan
  • OM DEWA SUKSMA
  • PARAMACINTYA YA NAMAH SWAHA
  • Tuhan, junjunganku
  • Yang tak terpikirkan, maha tinggi, dan gaib.
Ketika bersembahyang tidak meminta sesuatu kepada-Nya, selain mengucapkan doa-doa seperti tersebut di atas. Perhatikanlah makna Kekawin Arjuna Wiwaha sebagai berikut:
HANA MARA JANMA TAN PAPIHUTANG BRATA YOGA TAPA SAMADI ANGETEKUL AMINTA WIRYA SUKA NING WIDHI SAHASAIKA, BINALIKAKEN PURIH NIKA LEWIH TINEMUNIYA LARA, SINAKITANING RAJAH TAMAH INANDEHANING PRIHATI.
Artinya: Adalah orang yang tidak pernah melaksanakan brata tapa yoga samadi, dengan lancang ia memohon kesenangan kepada Widhi (dengan memaksa) maka ditolaklah harapannya itu sehingga akhirnya ia menemui penderitaan dan kesedihan, disakiti oleh sifat-sifat rajah (angkara murka/ ambisius) dan tamah (malas dan loba), ditindih oleh rasa sakit hati.
2. Mantra pembersihan Tangan, Dupa,Mulut,pembersihan Kaki,pembersihan Bunga, dan Duduk.
1. Duduk. Lakukan Pranayama dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram ini:
OM PRASADA STHITI SARIRA SIWA SUCI NIRMALAYA NAMAH SWAHA  Artinya: Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda.
2.  mantra bersihkan tangan . Kalau tidak ada ambil bunga dan gosokkan pada kedua tangan. Lalu telapak tangan kanan ditengadahkan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram:
OM SUDDHA MAM SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, bersihkanlah tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan).
Lalu, posisi tangan dibalik. Kini tangan kiri ditengadahkan di atas tangan kanan dan ucapkan mantram:
OM ATI SUDDHA MAM SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).
3. mantra membersihkan mulut :
OM ANG WAKTRA PARISUDDMAM SWAHA
atau lebih pendek:
OM WAKTRA SUDDHAYA NAMAH
Artinya: Ya, Tuhan sucikanlah mulut hamba.
4. mantra dupa:, yakni tangan dicakupkan, kedua ibujari menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan, dan ucapkan mantra:
OM AM DUPA DIPASTRAYA NAMA SWAHA
Artinya: Ya, Tuhan/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu.
5. mantra bunga:
OM PUSPA DANTA YA NAMAH SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, semoga bunga ini cemerlang dan suci.
6. mantra  membersihkan kaki:
OM AM KHAM KHASOLKHAYA ISWARAYA NAMAH SWAHA
(Ya Tuhan, semoga bersihlah kaki hamba.)
Jadi semua mantra yang ada dari mantra duduk. Mantra tangan, mantra mulut,dan kaki menekankan kepada ajaran siva, di mana di bali umumnya yang paham siva sidhanta semua dari mantra ini di tunjukkan kepada siva.
3.Mantra Purnama  dan Tilem.
OM NAMA DEWA ADHISTHANAYA
SARVA WY
API VAI SIWAYA
PADM
ASANA EKAPRATISTHAYA
ARDHANARESWARYAI NAMO’NAMAH

Artinya: Ya Tuhan, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada di mana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvarì, hamba memujaMu.
 Pada saat purnama dan tilem selain memuja deva Chandra dan surya, juga memuja siwa di sini karna siwa pada tempat yang tertinggi yang sungguh ada dimana.
4. Mantra saraswati  memuja Hyang Saraswati. Mantramnya:
OM SARASWATI NAMAS TUBHYAM
WARADE K
AMA RUPINI
SIDDHAR
AMBHAM KARISYAMI
SIDDHIR BHAWANTU ME SAD
A
Artinya: Ya Tuhan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, pemberi berkah, terwujud dalam bentuk yang sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu sukses atas waranugraha-Mu. Mantra dewi saraswati menekankan kepada ajaran sekte brahma akan tetapi ini sakti dari brahma, dan juga  menekankan kepada siva karna pada saat  odalan saraswati juga mengundang siva. Ini berada pada cerita siwa purana.
5. Tumpek landep
srayan dravyamayad yajnaj
jnanayajnah paramtapa
sarvam karma 'khilam partha
jnane perimsamapyate”
(BhagavadgītāIV.33)

Persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapa lebih bermutu daripada persembahan materi dalam keseluruhannya semua kerja iniberpusat pada ilmu-pengetahuan, Oh Parta…

Salah satu hari suci agama Hindu yang cukup istimewa adalah Tumpek Landep yang jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya pada setiap hari Saniscara Kliwon wuku Landep.

Secara umum untuk merayakannya, masyarakat Hindu menggelar kegiatan ritual yangkhusus dipersembahkan untuk benda-benda dan teknologi, yang berkat jasanya telah mampu memberikan kemudahan bagi umat dalam mencapai tujuan hidup. Utamanya adalah benda-benda pusaka, semisal keris, tombak, sampai kepada kendaraan bermotor, komputer, dan sebagainya.

Disamping hal tersebut, sesungguhnya hari suci Tumpek Landep merupakan hari Rerahinan gumi dimana umat Hindu bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi yang telah memberikan kecerdasan, pikiran tajam serta kemampuan yang tinggi kepada umat manusia (Viveka dan Vinaya), sehingga mampu menciptakan berbagai benda yang dapat memudahkan hidup termasuk teknologi. Mesti disadari, dalam konteks itu umat bukanlah memuja benda-benda tersebut, tetapi memuja kebesaran Tuhan( siva) karna  yang di puja pad tumpek landep adalah siwa sendiri karna siva di sebut sebagai deva pasupati dan beberapa mantra pasupati ini menekankan semo siwa melindungi kita semua dan jagat semua. Pada hari tumpek landep supaya menjadi manusia tajam seperti besi yang di isi kekuatan.
Mantra Pasupati:
Om Sanghyang Pasupati Ang-Ung Mang ya namah svaha
Om Brahma astra pasupati, Visnu astra pasupati,
Siva astra pasupati, Om ya namah svaha
Om Sanghyang Surya Chandra tumurun maring Sanghyang Aji Sarasvati-tumurun maring Sanghyang Gana, angawe pasupati maha sakti, angawe pasupati maha siddhi, angawe pasupati maha suci, angawe pangurip maha sakti, angawe pangurip maha siddhi, angawe pangurip maha suci, angurip sahananing raja karya teka urip, teka urip, teka urip.
Om Sanghyang Akasa Pertivi pasupati, angurip........
Om eka vastu avighnam svaha
Om Sang-Bang-Tang-Ang-Ing-Nang-Mang-Sing-Wang-Yang-
Ang-Ung-Mang,
Om Brahma pasupati,
Om Visnu Pasupati,
Om Siva sampurna ya namah svaha
6. mantra pagerwesi.

Om, Girimurti mahawiryyam
Mahadewa prastistha linggam
sardewa pranamyanam
sarwa jagat pratisthanam
Artinya: Ya Tuhan, selaku Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa-dewa tunduk padaMu.
 Mantra pegerwesi sama dengan mantra yang di ucapkan di pura puseh, mantra pemujaan atau penghormatan kepada mahadewa yang memberikan kebijaksanaan. Maka dewa mahadewa itu berwarna kuning ini melambangkan kebijaksanaan. Jadi perayaan hari pagerwesi ini  menekankan manusia agar menjadi manusia yang  yang tidak goyah ( pageh) atau bijaksana. Semua ini menekankan kepada siwa yang berwujud mahadewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar